A. Pengertian Budaya Politik
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik.
Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Tingkat kesadaran dan partisipasi mereka biasanya menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya politik yang berkembang.
Perbedaan pandangan masyarakat dalam menyikapi masalah politik dalam hubungannya dengan pemerintah merupakan bagian kajian tentang budaya politik suatu masyarakat.
Gejala budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sebagai contoh adalah sejak reformasi tahun 1998. kesadaran politik masyarakat Indonesia meningkat cukup tajam. Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini menjadi hal yang sangat biasa. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa, buruh, atau masyarakat sipil. Pada masa kepemimpinan Soeharto atau era Orde Baru, demonstrasi tidak diperbolehkan karena dianggap mengganggu stabilitas keamanan. Tetapi saat ini, demonstrasi tidak dilarang karena merupakan hak rakyat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin.
Menurut Almond dan Verba, budaya politik yang sering disebut pula kebudayaan politik merupakan dimensi psikologis (bukan lagi sebuah sistem normatif yang ada di luar masyarakat) dari sistem politik. “Budaya politik merupakan kultur politik yang berkembang dan dipraktikan oleh suatu masyarakat tertentu.”
Budaya politik adalah orientasi masyarakat terhadap suatu sistem politik.
Dalam setiap masyarakat, terdapat budaya politik yang menggambarkan pandangan mereka mengenai proses politik yang berlangsung di lingkungannya sendiri. Tingkat kesadaran dan partisipasi mereka biasanya menjadi hal penting untuk mengukur kemajuan budaya politik yang berkembang.
Perbedaan pandangan masyarakat dalam menyikapi masalah politik dalam hubungannya dengan pemerintah merupakan bagian kajian tentang budaya politik suatu masyarakat.
Gejala budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sebagai contoh adalah sejak reformasi tahun 1998. kesadaran politik masyarakat Indonesia meningkat cukup tajam. Berbagai hal yang sebelumnya dianggap tabu atau aneh kini menjadi hal yang sangat biasa. Contohnya adalah demonstrasi mahasiswa, buruh, atau masyarakat sipil. Pada masa kepemimpinan Soeharto atau era Orde Baru, demonstrasi tidak diperbolehkan karena dianggap mengganggu stabilitas keamanan. Tetapi saat ini, demonstrasi tidak dilarang karena merupakan hak rakyat untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemimpin.
Menurut Almond dan Verba, budaya politik yang sering disebut pula kebudayaan politik merupakan dimensi psikologis (bukan lagi sebuah sistem normatif yang ada di luar masyarakat) dari sistem politik. “Budaya politik merupakan kultur politik yang berkembang dan dipraktikan oleh suatu masyarakat tertentu.”
PENGERTIAN
BUDAYA POLITIK :
1.
Samuel Beer, budaya
politik adalah nilai-nilai keyakinan dan sikap-sikap emosi tentang bagaiman
pemerintahan seharusnya dilaksanakan dan tentang apa yang harus dilakukan oleh
pemerintah.
2.
Gabriel A. Almond dan Sidney Verba,
budaya politik adalah suatu sikap orientasi yang khas dari warga negara
terhadap sistem politik dengan aneka ragam bagiannya dan sikap
terhadap peranan warga negara yang ada dalam sistem itu.
3.
Rusdi Sumintapura, budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan
orientasinya terhadap kehidupan plitik yang dihayati oleh para anggota suatu
sistem politik.
4.
Mochtar Masud dan Colin McAndrews,
budaya politik adalah sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
pemerintahan negara dan politiknya.
5.
Larry Diamond, budaya
politik adalah keyakinan, sikap, nilai, ide-ide, sentimen, dan evaluasi suatu
masyarakat tentang sistem politik negara mereka dan peran masing-masing
individu dalam sistem itu.
Perbedaan budaya politik (tingkat kesadaran dan partisipasi politik) masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan:
- Masyarakat pedesaan : Tergantung pada pilihan politik pemimpinnya, baik pemimpin adat, suku, maupun agama.
- Masyarakat perkotaan : Tidak bergantung pada pilihan orang lain.
Budaya politik diartikan sebagai suatu sistem nilai bersama suatu masyarakat yng memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan kolektif dan penentuan kebijakan publik untuk masyarakat seluruhnya.
Secara umum, budaya politik terbagi atas:
1. Budaya politik apatis (acuh, masa bodoh, pasif);
2. Budaya politik mobilisasi (didorong atau sengaja dimobilisasi); dan
3. Budaya politik partisipatif (aktif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi model kebudayaan politik yang berkembang dalam masyarakat:
1. Tingkat pendidikan warga negara (faktor kunci)
2. Tingkat ekonomi (semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi partisipasi politiknya).
3. Reformasi politik/political will (semangat merevisi dan mengadopsi sistem politik sistem politik yang lebih baik).
4. Supremasi hukum (adanya penegakan hukum yang adil, independen, dan bebas).
5. Media komunikasi yang independen (berfungsi sebagai kontrol sosial, bebas, dan mandiri).
Budaya politik lebih merupakan sifat atau karakter berpolitik yang berkembang dalam masyarakat dengan seperangkat objek dan proses sosial yang bersifat khusus.
Almond dan Verba membagi orientasi politik menjadi 3 bagian:
1. Orientasi kognitif, merupakan pengetahuan masyarakat tentang sistem politik, peran, dan segala kewajibannya. Termasuk di dalamnya adalah pengetahuan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
2. Orientasi afektif, merupakan perasaan masyarakat terhadap sistem politik dan perannya, serta para aktor dan penampilannya. Perasaan masyarakat ini bisa saja merupakan perasaan untuk menolak atau menerima sistem politik atau kebijakan yang dibuat.
3. Orientasi evaluatif, merupakan keputusan dan pendapat masyarakat tentang objek-objek politik yang secara tipikal melibatkan nilai moral yang ada dalam masyarakat dengan kriteria informasi dan perasaan yang mereka miliki.
Almond dan Verba mengidentifikasi tiga objek yang dituju dalam orientasi politik.
1. Peran atau struktur dari sebuah institusi politik.
2. Para pemegang jabatan atau aktor dari sebuah institusi negara seperti pemimpin monarki, legislator dan administrator. (Aktor/orangnya)
3. Kebijakan, keputusan, dan penguatan keputusan yang dibuat oleh para aktor di dalam negara. (Produk)
B. Tipe-Tipe Budaya Politik
AS dan Inggris adalah negara yang paling mendekati model kebudayaan kewarganegaraan. AS cenderung peserta aktif dan khawatir terhadap pemerintahan yang kuat. Sedangkan di Inggris cenderung pada penghargaan terhadap subjek dan mendorong perkembangan yang kuat dan efektif serta struktur administrasi yang efektif dan bebas akibat mapannya orientasi penghargaan dan orientasi subjek.
Dimensi-dimensi yang menjadi ukuran dalam menentukan budaya politik suatu masyarakat.
1. Tingkat pengetahuan umum masyarakat mengenai sistem politik negaranya, seperti pengetahuan tentang sejarah, letak geografis, dan konstitusi negara.
2. Pemahaman masyarakat mengenai struktur dan peran pemerintah dalam membuat kebijakan.
3. Pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang meliputi masukan opini dari masyarakat dan media massa kepada pemerintah.
4. Sejauh mana pertisipasi masyarakat dalam berpolitik dan bernegara, serta sejauh mana pemahamannya mengenai hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Tiga tipe kebudayaan menurut Almond dan Verba:
1. Budaya politik parokial. Memiliki ciri:
- Frekuensi orientasi mereka terhadap empat dimensi penentu budaya politik mendekati nol atau tidak memiliki perhatian sama sekali.
- Tidak ada peran-peran politik yang bersifat khusus.
- Peran-peran pemimpin masyarakatnya sangat berperan baik dalam bidang politik, ekonomi, dan religius.
- Partisipasi masyarakat sangat bergantung pada pemimpinnya
- Dianut oleh masyarakat suku Afrika atau masyarakat pedalaman Indonesia.
2. Budaya politik subjek. Memiliki ciri:
- Frekuensi orientasi yang tinggi terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan objek output atau pemahaman mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
- Pembuatan kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak terlalu diperhatikan.
- Masyarakat sudah memiliki pengetahuan yang cukup tentang sistem politik.
3. Budaya politik partisipan. Memiliki cirri:
- Anggota masyarakat sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai empat dimensi penentu budaya politik.
- Mereka memiliki pengetahuan yang memadai mengenai sistem politik secara umum tentang peran pemerintah dalam membuat kebijakan beserta penguatan.
- Berpartisipasi aktif dalam proses politik yang berlangsung.
- Masyarakat sudah ikut terlibat dalam sistem politik pemerintahan.
C. Tipe-Tipe Budaya Politik Yang Berkembang di Indonesia
Berikut adalah pembagian tipe-tipe politik yang lebih didasarkan pada gaya berplitik yang berkembang di Indonesia.
1. Budaya politik tradisional
Budaya politik tradisional merupakan budaya politik yang memprioritaskan satu budaya dari etnis tertentu. Sebagai contoh, ketika Soeharto memimpin negeri kita selama lebih dari 3 dekade, masyarakat etnis Jawa cukup mendominasi pusat-pusat kekuasaan penting, seperti kekuasaan yang ada dalam tubuh ABRI (TNI).
2. Budaya politik Islam
Budaya politik Islam adalah budaya politik yang lebih mendasarkan idenya pada keyakinan dan nilai agama Islam. Biasanya kelompok santri mempelopori budaya politik ini.
3. Budaya politik modern
Budaya politik modern adalah budaya politik yang lebih bersifat netral tanpa mendasarkan pada budaya atau agama tertentu. Budaya politik ini dikembangkan pada masa pemerintahan Orde Baru yang bertujuan untuk stabilitas keamanan dan kemajuan.
Harold Laswell mengemukakan beberapa hal yang dapat dijadikan ciri-ciri masyarakat yang demokratis.
1. Open ego (sifat keakuan yang terbuka). Artinya, tingkah laku yang terbuka terhadap keberadaan orang lain.
2. Kapasitas untuk membentuk sejumlah nilai dengan orang lain.
3. Lebih berprientasi pada nilai-nilai yang beragam.
4. Percaya dan yakin terhadap lingkungan sosialnya.
5. Relatif lebih memiliki kebebasan daripada rasa cemas.
D. Pembagian Tipe Budaya Politik Menurut Geertz
Tiga budaya politik yang berkembang dalam masyarakat Indonesia menurut Geertz:
1. Budaya politik abangan
Budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang mempengaruhi hidup manusia.
Ciri khasnya adalah diadakan upacara selamatan untuk mengusir roh halus.
2. Budaya politik santri
Budaya politik masyarakat yang menekankan pada aspek-aspek keagamaan, khususnya Islam.
3. Budaya politik priyayi
Budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran tradisi.
Priayi adalah masyarakat kelas atas atau kelompok masyarakat aristokrat dan bekerja sebagai birokrat (pegawai pemerintah). Yang dulunya berafiliasi (berhubungan, berpautan) dengan partai PNI, kini berinfiliasi pada partai golkar.
Afan Gaffar, budaya politik indonesia memiliki 3 ciri dominan :
1. Hirarki yang tegar/ketat : adanya pemilahan tegas antar penguasa (wong
Gedhe) dengan
Rakyat kebanyakan ( wong cilik).
2. Kecendrungan Patronage ( hubungan antara orang berkuasa dan rakyat
biasa) seperti majikan majikan dengan buruh.
3. Kecendrungan Neo Patrimonialistik, yaitu perilaku negara masih
memperlihatkan tradisi dan budaya politik yang berkarakter patrimonial.
E. Perkembangan Tipe Budaya Politik Sejalan Dengan Perkembangan Sistem Politik yang Berlaku
Pada negara-negara demokratis umumnya, partisipasi politik warga negaranya dapat mempengaruhi pembuatan suatu kebijakan.
Menurut Samuel P. Huntington dan Joan Nelson, “Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi bisa bersifat individual dan atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau ilegal, efektif atau tidak efektif.”
Menurut Herbert McClosky, partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.
Peran dan political will elit yang berkuasa sangat mempengaruhi perluasan dan pembatasan, sedangkan elit politik yang tidak berkuasa cenderung meluaskan partisipasi politik dan mengubah serta mengembangkannya ke bentuk partisipasi yang baru.
Setiap insan politik harus dapat menunjukan partisipannya dalam kegiatan yang berkaitan dengan hak warga negara, yang bertujuan untuk ikut mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Berikut adalah kegiatan-kegiatan waraga negara dalam bentuk partisipasi politik.
1. Terbentuknya organisasi-organisasi politik dan organisasi masyarakat.
2. Lahirnya kelompok-kelompok kepentingan, kelompok-kelompok penekan, dan LSM.
3. Pelaksanaan pemilu berupa berkampanye, menjadi pemilih aktif atau menjadi anggota parlemen.
4. Munculnya kelompok-kelompok kontemporer yang memberi warna pada sistem input dan output kepada pemerintah.
F. Pentingnya Sosialisasi Pengembangan Budaya Politik
Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya politik partisipan, subjek, dan paroikal.
Menurut Samuel P. Huntington, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal yaitu sebagai berikut.
1. Sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakat. (Tidak memilih satu pilihan politik berdasarkan pemimpinnya)
2. Diferensiasi struktur. (Sudah ada spesifikasi atau tugas yang harus dilakukan)
3. Perluasan peran serta politik di dalam masyarakat.
G. Peran Serta Politik Partisipan
Budaya politik demokratis adalah budaya politik yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi.
Dalam peran serta politik partisipan, masyarakat diarahkan untuk berperan aktif dalam proses politik yang berlangsung di lingkungannya.
Tipe-tipe partisipan adalah sebagai berikut.
1. Partisipan terbuka : para responden yang tidak acuh terhadap perkawinan antarpartai dan menjelaskan dirinya sendiri secara emosional dalam pemilihan.
2. Partisipan apatis : para responden yang memilih salah satu partai besar dan menyatakan ketidakacuhannya terhadap perkawinan antarpartai serta mengingkari perasaan pemilihan.
3. Partisipan bersemangat : para responden yang prihatin terhadap perkawinan antarpartai dan secara emosional terlibat dalam pemilihan.
SOSIALISASI POLITIK
1. Pengertian sosialisasi politik
:
a. Kenneth P. Langton, Sosialisasi politik
adalah cara bagaimana masyarakat meneruskan
kebudayaan
politiknya.
b. Gabriel A. Almond, Sosialisasi politik
adalah proses dimana sikap-sikap politik dan pola
– pola tingkah laku diperoleh atau
dibentuk, dan merupakan sarana bagi generasi muda untuk menyampaikan patokan
politik dan keyakinan politik.
c. Richard E. Dawson, sosialisasi politik adalah pewarisan
pengetahuan , nilai dan pandangan politik darimorang tua, guru dan sarana
sosialisasi lainnya bagi warga baru dan yang beranjak dewasa.
d. Dennis Kavanagh, sosialisasi politik adalah
istilah untuk mengganbarkan proses dimana seseorang mempelajari dan menumbuhkan
pandangannya tentang politik.
e.
Ramlan Surbakti, sosialisasi politik adalah proses pembentukan
sikap dan orientasi politik anggota masyarakatnya.
f. Alfian, sosialisasi Politik adalah usaha sadar untuk mengubah
proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga mereka mengalami dan
menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal
yang hendak dibangun.
Sosialisasi politik dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya:
1). Dalam Lingkungan Keluarga, orang tua bisa mengajarkan kepada anak-anak
beberapa cara tingkah laku politik tertentu. Melalui obrolan politik
ringan sehingga tak disadarai telah menanamkan nilai-nilai politik kepada
anak-anaknya.
2). Di Lingkungan Sekolah,dengan memasukkan pendidikan
kewarganegaraan. Siswa dan guru bertukar informasdi dan berinteraksi
dalam membahas topik tentang politik.
3). Di lIngkungan Negara, secara hati-hati bisa menyebarkan dan menanamkan
ideologi-ideologi resminya.
4). Di Lingkungan Partai politik, Salah satu fungsi partai politik adalah
dapat memainkan perannya sebagai sosioalisasi politik. Artinya parpol itu
telah merekrut anggota atau kader danpartisipannya secara periodik.
Partai politik harus mampu menciptakan kesan atau image memperjuangkan
kepentingan umum.
Menurut Ramlan Surbakti ada dua macam
sosialisasi politik dilihat dari metode penyampaian pesan :
a. Pendidikan Politik Yaitu proses dialogis diantara
pemberi dan penerima pesan. Dari sini anggota masyarakat mempelajari
simbol politik negaranya, norma maupun nilai politik.
b. Indoktrinasi Politik, yaitu proses sepihak ketika
penguasa memobilisasi dan memanipulasi warga masyarakat untuk menerima nilai ,
norma dan simbol yang dianggap pihak berkuasa sebagai ideal dan
baik.
Dalam upaya pengembangan budaya politik,
sosialisasi politik sangant penting karena dapat membentuk dan mentransmisikan
kebudayaan politik suatu bangsa, serta dapat memelihara kebudayaan
politik suatu bangsa, penyampaian dari generasi tua ke generasi muda,
dapat pula sosialisasi politik dapat mengubah kebudayaan politik.
Menurut Gabriel A. Almond, sosialisasi
politik dapat membentuk dan mentransmisikan kebudayaan politik suatu bangsa dan
mememlihara kebudayaan politik suatu bangsa dengan bentuk penyampaian dari
generasi tua kepada generasi muda. Terdapat 6 sarana atau agen
sosialisasi politik menurut Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews, adalah
:
a. Keluarga yaitu lembaga pertama
yang dijumpai sesorang individu saat lahir. Dalam keluarga anak
ditanamkan sikap patuh dan hormat yang mungkin dapat mempengaruhi sikap
seseorang dalam sistem politik setelah dewasa.
b. Sekolah
yaitu sekolah sebagai agen sosialisasi politik memberi pengetahuan bagi kaum
muda tentang dunia politik dan peranan mereka di dalamnya. Disekolah
memberi kesadaran pada anak tentang pentingnya kehidupan berbangsa dan
bernegara, cinta tanah air.
c. Kelompk
bermain yaitu kelompok bermain masa anak-anak yang dapat membentuk
sikap politik seseorang, kelompok bermain saling memiliki ikatan erat antar
anggota bermain. Seseorang dapat melakukan tindakan tertentu karena temannya
melakukan hal itu.
d. Tempat
kerja yaitu organisasi formal maupun nonformal yang dibentuk atas dasar
pekerjaan seperti serikat kerja, sderikat buruh. Organisasi seperti ini dapat
berfungsi sebagai penyuluh di bidang politik.
e. Media massa yaitu informasi tentang
peristiwa yang terjadi dimana saja dengan cepat diketahui masyarakat sehingga
dapat memberi pengetahuan dan informasi tentang politik.
f. Kontak-kontak politik langsung yaitu
pengalaman nyata yang dirasakan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap sikap
dan keputusan politik seseorang. Seperti diabaikan partainya, ditipu,
rasa tidak aman,dll.
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
1. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, budaya politik
partisipatif atau disebut juga budaya politik demokrasi adalah suatu
kumpulan sistem keyakinan, sikap, norma, persepsi dan sejenisnya, yang menopang
terwujudnya partisipasi. Untuk terwujudnya partisipasi itu warga negara
harus yakin akan kompetensinya untukterlibat dalam proses politik dan
pemerintah memperhatikan kepentingan rakyat agar rakyat tidak kecewa dan apatis
terhadap pemerintah.
2. Ramlan Surbakti, partisipasi politik adalah keikutsertaan warga
negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau
mempengaruhi hidupnya. Ciri-cirinya adalah :
a. Perilaku warga negara yang bisa diamati bukan batiniah (sikap dan
orientasi).
b. Perilaku atau kegiatan itu mem,pengaruhi pemerintah (pemegang kebijakan)
c. Kegiatan atau prilaku yang gagal ataupun berhasil termasuk partisipasi
politik.
d. Kedgiatan mempengaruhui pemerintah dapat dilakukan secara :
·
Langsung yaitu individu tidak menggunakan perantara dalam memepengaruhi
pemerintah.
·
Tak langsung yaitu menggunakan pihak lain yang dapat meyakinkan pemerintah.
e. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan dengan prosedur wajar (konvensional)
tidak berupa kekerasan (nonviolence) seperti : ikut memeilih dalam
pemilihan umum,mengajukan petisi, melakukan kontak tatap muka, menulis surat,
dll,dan ada yang melalui cara –cara diluar prosedur yang wajar (tidak
Konvensional) dan berupa kekerasan (violence), seperti : demonstrasi
(unjuk rasa), pembangkangan halus (golput),hura-hura, mogok, serangan senjata,
gerakan-gerakan politik, dan revolusi, kudeta, makar,dll
3. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partisipasi politik adalah kegiatan
seseorang dalampartai plitik yang mencakup semua kegiatamnnsukarela dimana
seseorang turut dalam proses pemilihan pemimpin plitik dan turut langsung atau
tidak lanmgsung dalam pembentukan kebijakan umum.
PARTAI POLITIK
1. Prof. Dr. Miriam Budiardjo, partai plitik adalah organisasi atau
golongan yang berusaha untuk memperoleh dan menggunakan kekuasaan.
2. Sigmund Neuman, partai politik adalah organisasi tempat kegiatan
politik yang berusaha untuk menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut
dukungan rakyat atas dasar persaingan melawan suatu golongan atau
golongan-golongan lain yang tidak sepaham.
3. Carl J. Friedrich, partai politik adalah sekelompok manusia yang
terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan
terhadap pemerintah bagi pimpinan partainya sehingga penguasaan itu memberikan
mamfaat kepada anggota partainya baik bersifat ideal maupun material.
FUNGSI PARTAI POLITIK
1. Sarana komunikasi politik, yaitu penyalur aspirasi pendapat rakyat,
menggabungkan berbagai macam kepentingan dan merumuskan kepentingan yang
menjadi dasar kebijaksanaannya. Upaya Partai politik dalah mencapai
fungsi ini adalah :
· Memperjuangkan aspirasi
rakyat agar menjadi kebijaksanaan umum oleh pemerintah
·
Menyebarluaskan rencana-rencana dan kebijaksanaan pemerintah
· Perantara (broker) dalam
suatu bursa ide-ide
· Bagi pemerintah bertindak
sebagai alat pendengar, sedangkan bagi warga masyarakat sebagai pengeras
suara.
2. Sarana Sosialisasi Politik, yaitusarana untuk memmberikan penanaman
nilai-nilai, norma, dan sikap serta orientasi terhadap fenomena politik
tertentu. Upaya yang dilakukan untuk mencapai fungsi ini adalah :
· Penguasaan pemerintah
dengan memenangkan setiap pemilu
·
Menciptakan image bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum
·
Menanamkan solidaritas dan tanggung jawab terhadap para anggotanya maupun
anggota lain
3. Sarana Rekrutmen Politik,
yaitu mencari dan mengajakorang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan
plitik. Dengan demikian memperluas partisipasi politik. Upaya yang dilakukan
parpol adalah :
· Melalui kontak pribadi
maupun persuasi
· Menarik golongan muda
untuk didddik menjadi kader di masa depan
4. Sarana Pengatur Konplik,
yaitu mengatasi berbagai macam konplik yang muncul sebagai konsekuensi dari
negara demokrasi yang di dalamnya terdapat ersaingan dan perbedaan
pendapat. Biasanya masalah tersebut cukup mengganggu stabilitas
nasional. Hal ini mungkin saja dimunculkan oleh kelompok tertentu
untukkepentingan ppularitasnya. Upaya yang dilakukan partai politik
adalah :
·
Bilaanggta partai plitikyang memberikan informasi justru menimbulkan
kegelisahan dan perpecahan masyarakat,pimpinan partai politik harus segera
klarifikasi atau diselesaikan dengan baik.
·
Adanya kemungkinsn anggota partai plitik lebih mengejar kepentingan
pribadi/golongannya, sehingga berakibat terjadi pengkotakan politik atau
konplik yangbharus segera diselesaikan dengan tuntas.
24 komentar:
Baguuuuuus :)) sangat membantu :)))
sebagai penulis yang bertanggung jawab. jangan lupa, sumbernya dicantumkan dek...
Besok pelajaran PKN
disuruh caro materi sendiri, kebetulan disini ada.. Thanks
Kunjungi : Blogspot ID
thank you :)
thanks :D
visited balik ya di : http://runsuka2.blogspot.com/
Mantab.....!!!! Lanjutkan..!!!! :D
bgusss
aku suka banget sama blognya sumpeeh....
btw materinya membantu sangat...
saat gw kaga ada catetan padahal mau TO :D
Budaya politik dalam kehidupan politik dan negara memerlukan sikap yang menunjukkan dukungan serta kesetiaan warganya kepada sistem politik dan kepada negara yang ada. Sikap ini harus dilandasi oleh nilai-nilai yang telah berkembang dalam diri warga masyarakat itu, baik secara individual maupun kelompok.Baca lebih lanjut: http://demokrasistyle.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-budaya-politik-budaya-politik-di-indonesia.html
Izin copy yah, buat materi UTS
Izin copy yah, terima kasih
Makasih udah di share, ijin copy ya..buat membikin tugas sekolah, makasih..
HALO MBAK
keren waa.:D
keren waa.:D
Emmm
http://nungnungky.blogspot.co.id/2016/11/ciri-ciri-cowo-yang-setia.html?m=1
sangat membantu :)
materinya lengkap dan sangat membantu, terimakasih
mkasih... tentang artikelnya sangat membantu
lucu tema blognya :v
Bagus materinya ijin copy buat ulangan
alhamdulillah, makasih banyak ka. izin comot materinya untuk tugas :)
Posting Komentar